Resep Ayam Pelalah Bali untuk Edisi Kangen Liburan

Kalau ada satu makanan khas Lombok yang memiliki persilangan dengan masakan Bali, salah satunya adalah makanan yang satu ini. Resep ayam pelalah Bali ini adalah asal muasalnya dan berikut sedikit cerita beserta cara memasaknya.

Masakan Lombok belakangan semakin sering terdengar gaungnya. Beberapa tahun terakhir ini sepertinya semakin banyak orang yang berlibur ke Lombok dan aku sendiri akhirnya penasaran mencobanya. Selain memang alamnya yang indah dan belum seramai Bali, ternyata pulau kecil ini juga begitu kaya dengan pilihan-pilihan makanannya.

Dengan kekayaan kulinernya juga ternyata pulau Lombok terkenal akan masakannya yang pedas-pedas. Entah apakah itu ada kaitannya dengan istilah “lombok” yang artinya cabai dalam bahasa Jawa ataukah memang begitulah karakter kuliner pulau ini. Tapi seru banget sih hanya dengan ke Lombok saja, ternyata kita bisa mencicipi puluhan jenis makanan setidaknya.

Yang paling terkenal dan sudah mulai banyak bisa dicicipi di kota lain adalah ayam taliwang. Selain itu yang cukup tenar adalah makanan seperti bebalung, sate rembiga, beberuk, nasi balap, dan banyak lainnya. Wina sengaja nih obrolin dulu kuliner pulau Lombok padahal yang akan dibahas sebetulnya adalah resep ayam pelalah Bali yang ternyata masakannya terdapat di Lombok juga. Maklum sudah banyak dari kita yang lebih kenal Bali bukan? Jadi aku ceritakan ini supaya menggoda kamu untuk liburan ke sini satu waktu nanti.

By the way, konon pendatang dari Bali yang memperkenalkan resep ini di pulau Lombok, tapi seiring berjalannya waktu justru ada perubahan dalam isinya. Singkat kata versi Bali ayamnya disuwir, sementara versi Lombok ayamnya utuh.

Nah cara membuat ayam pelalah ini memerlukan dua tahapan, teman-teman. Yang pertama ayam harus dibakar terlebih dahulu dan berikutnya akan dicampurkan bersama bumbu berisi cabai, tomat, bawang merah dan bawang putih yang telah direbus. Setelah ditumis bersama dan bumbu tercampur dengan merata, maka ayam pelalah ini siap untuk disajikan.

Masakan yang satu ini sebetulnya sudah pedas adanya teman-teman, jadi untuk kamu yang perutnya kosong setelah berpuasa seharian nanti di bulan Ramadan ada baiknya untuk membatasi saja jumlah cabainya. Di lain kesempatan, masakan ini juga cocok disantap untuk makan siang bersama menu-menu khas Bali lainnya.