Jangan Salah Kaprah, Inilah Perbedaan Makanan Vegetarian dan Vegan

Jangan Salah Kaprah, Inilah Perbedaan Makanan Vegetarian dan Vegan
Tim MAHI |
Favorit:
Sebarkan:

Sejauh mana kita mengenal vegetarian dan vegan? Jika tertarik untuk hidup lebih sehat dengan menghindari daging-dagingan, ada baiknya kita mengetahui lebih dalam tentang perbedaan makanan vegetarian dan vegan. Meski namanya senada, keduanya punya prinsip yang berbeda.

Gerakan vegetarian pertama yang populer terjadi di Eropa pada pertengahan abad ke-19. Vegetarian pertama kali dikenalkan pada tahun 1842 oleh British Vegetarian Society, dimana Mahatma Ghandi adalah salah satu anggotanya. India memang dikenal sebagai salah satu negara dengan penganut vegetarian terbanyak yaitu di angka 500 juta orang! Kepercayaan umat Hindu yang menghindari konsumsi daging sapi menjadi satu alasan mengapa gaya hidup vegetarian lebih mudah diterima di sana.

Sehingga secara umum, para vegetarian percaya bahwa hidup menjadi lebih sehat tanpa mengonsumsi produk hewani. Maka, makanan vegetarian yang dianjurkan berkisar pada sayuran, kacang-kacangan, dan buah-buahan. Daging-dagingan baik berasal dari sapi, kambing, unggas, ikan, hingga serangga tidak diperbolehkan. Namun rupanya masih terdapat perbedaan pada aturan makanan olahan produk hewani seperti susu, keju, mentega, dan gelatin – bergantung pada jenis vegetarian yang dianut.

Jenis-jenis vegetarian

Makanan vegetarian berupa satu talenan kayu berisi beberapa buah delima yang sudah terpotong dan belum terpotong, buah apel, dan jeruk nipis serta dua gelas jus.
Buah-buahan adalah andalan makanan vegetarian. (Foto: Shutterstock)

Ada beberapa jenis vegetarian, yaitu vegetarian Lacto-Ovo, Lacto, Ovo, dan Pesco. Lacto-ovo dalam bahasa latin berarti susu dan telur. Berikut adalah perbedaannya.

1.Vegetarian Lacto-Ovo

Diperbolehkan memakan susu dan telur, meskipun itu produk hewani. Namun, mereka tidak mengonsumsi daging-dagingan langsung – baik itu sapi, unggas, maupun ikan.

2. Vegetarian Lacto

Diperbolehkan mengonsumsi olahan susu seperti keju dan yogurt, tapi tidak dengan telur apalagi daging-dagingan.

3. Vegetarian Ovo

Berkebalikan dengan Lacto, mereka boleh mengonsumsi telur dan olahannya seperti kue, tapi tidak dengan olahan susu dan daging-dagingan.

4. Vegetarian Pesco

Tetap mengonsumsi ikan-ikanan atau makanan laut. Namun, mereka tidak memakan daging sapi dan unggas. Mereka percaya bahwa ikan-ikanan tetap baik dikonsumsi sehari-hari.

Perbedaan paham dan makanan vegetarian & vegan

Satu piring salad buah dan sayur di atas alas gelap.
Mencintai makanan tanpa menyakiti binatang menjadi prinsip para penganut gaya hidup vegan. (Foto: Shutterstock)

Nah, istilah vegan punya aturan yang berbeda lagi. Jika makanan vegetarian punya banyak fleksibilitas, vegan punya aturan yang lebih ketat. Mereka tidak memakan daging-dagingan dari hewan apapun baik sapi, unggas, maupun ikan. Begitupun dengan olahannya. Mereka tidak mengonsumsi susu sapi, keju, telur, bahkan madu dari serangga.

Menurut situs resmi Vegan Society, orang yang mengklaim dirinya vegan tidak hanyak melakukan diet daging, tapi juga mengubah gaya hidupnya. Mereka berprinsip untuk melawan segala eksploitasi terhadap hewan. Tak hanya soal makanan, mereka menghindari pemakaian barang-barang yang menggunakan bagian tubuh binatang seperti tas, mantel, atau sepatu kulit.

Begitupun dengan kosmetik. Produk-produk yang melakukan tes pada binatang dihindari oleh para penganut gaya hidup vegan. Untuk itu, ada banyak produk kosmetik dan skin care yang sudah melabeli diri dengan istilah cruelty free sebagai bentuk dukungan terhadap gaya hidup vegan.

Pola makan banyak serat dari sayuran memang memberikan banyak manfaat bagi tubuh. Sejumlah penelitian menyebut bahwa pelaku vegetarian maupun vegan cenderung memiliki kolesterol yang stabil dan lemak jenuh yang rendah karena mereka tidak mengonsumsi daging merah. Penyakit diabetes juga dapat lebih mudah dihindari oleh para penganut vegan maupun vegetarian. Di sisi lain, mereka bisa jadi kekurangan nutrisi seperti vitamin B12 yang biasanya terdapat pada daging. Inilah yang bisa menyebabkan anemia.

Untuk itu, keputusan untuk menjadi seorang vegetarian maupun vegan harus dilakukan dengan perencanaan yang matang. Yang terbaik adalah untuk tetap menyeimbangkan pola makan. Misalnya saja, karena kita tidak meminum susu, kebutuhan kalsium bisa didapatkan dari gandum, brokoli, dan kubis. Begitupun dengan kebutuhan terhadap kandungan zinc atau seng yang biasanya kita dapatkan dari daging unggas, bisa kita ganti dengan konsumsi kacang-kacangan seperti kacang tanah dan kedelai.

Jadi, sudah sejauh mana persiapan untuk menjadi penganut vegan atau vegetarian?

Artikel terbaru