5 Cara Kamu Bisa Mencegah Food Waste dari Rumah Sendiri
Di era modern ini, begitu banyak jenis makanan yang diproduksi. Dari jenis buah dan sayur yang semakin beragam di pasar, produk-produk alami dan olahan di supermarket, hingga pilihan menu di restoran maupun online. Di satu sisi, akses terhadap makanan semakin terbuka dan harganya bisa dibilang semakin terjangkau. Namun di sisi gelapnya, bisa jadi kita luput dalam menyadari satu hal. Dengan semakin berlimpahnya makanan, maka kemungkinan terjadinya food waste juga membesar.
Definisi dari food waste
Jadi apa sebetulnya food waste itu? Untuk itu kita harus membedakannya dulu dengan food loss – seolah mirip namun definisinya berbeda. Menurut FAO, food loss adalah berkurangnya kualitas maupun kuantitas makanan yang terjadi di bagian rantai makanan produsen dan supplier. Ini bisa diakibatkan karena permasalahan infrastruktur logistik, iklim, hingga masalah standarisasi kualitas, kesehatan, dan keamanan.
Berbeda dengan food waste yang khusus berada di rantai konsumen. Sederhananya, food waste terjadi karena makanan yang semestinya dikonsumsi malah dibuang atau tidak dihabiskan oleh konsumennya. Hal ini diakibatkan misalnya, makanan dibuang sebelum masa kadaluarsanya. Begitupun keputusan konsumen untuk tidak mengonsumsinya karena masalah standarisasi kualitas, estetika, atau keamanannya.
Mengapa ini mengkhawatirkan?
Fakta menunjukkan bahwa hampir dari 1/3 bahan makanan yang dihasilkan di muka bumi ini akan dibuang karena berbagai alasan. Ini setara dengan 1,3 miliar ton setiap tahunnya. Diungkapkan oleh The Economist Intelligence Unit (EIU) pada tahun 2017, Indonesia adalah negara penghasil sampah makanan terbesar kedua di dunia setelah Arab Saudi. Rata-rata setiap individunya bisa menghasilkan 300 kg sampah makanan setiap tahunnya. Padahal jumlah tersebut dapat membantu kebutuhan pangan 28 juta orang miskin. Tentunya ini mempengaruhi ketersediaan pangan hingga ketahanan pangan secara keseluruhan.
Mengapa ini menarik banyak pihak untuk menyuarakan kepeduliannya? Pertama, dikarenakan masih banyak warga di dunia lainnya yang membutuhkan makanan sehari-harinya, tindakan food waste yang sebetulnya bisa dihindarkan ini seolah dianggap tidak sensitif.
Kedua, makanan yang dibuang akan berakibat pada semakin menumpuknya sampah rumah tangga. Tak jarang ini menimbulkan bencana seperti longsor ataupun hal-hal lainnya yang berimbas negatif pada bumi. Ketiga, food waste juga berkontribusi juga pada terbuangnya air. Menurut World Resources Institute, 24% air yang digunakan pada lahan pertanian di seluruh dunia terbuang hanya karena food waste dan ini setara dengan 170 triliun liter air!
Solusi rumah tangga untuk food waste
Maka, apa yang dapat kita lakukan dari level rumah tangga terlebih dahulu? Banyak tentunya! Mari kita turut peduli dengan bumi kita dan lakukan beberapa hal berikut ini.
1. Berbelanja dengan cermat
Inilah langkah pertama yang paling penting yang dapat kita lakukan. Dengan melakukan perencanaan secara cermat, maka kita dapat berbelanja sesuai dengan kebutuhan. Satu riset menarik dari The University of Arizona mengungkapkan bahwa belanja produk grosiran malah akan meningkatkan kemungkinan terjadinya food waste. Tentunya kita dapat dengan mudah tertarik dengan lebih murahnya harga grosiran, namun mari tanyakan pada diri kita sendiri, apakah kita membutuhkan sebanyak itu dan yakin dapat menghabiskannya? Bila tidak, lebih baik kita belanja seperlunya.
Cara lainnya adalah berbelanja lebih sering untuk mengisi kebutuhan yang sedang kurang saja. Di masa pra-pandemi mungkin ini dianggap tidak efisien, namun jaman sekarang semakin banyak toko online yang dapat dengan sigap mengirimkan bahan makanan secara cepat dalam keadaan segar. Manfaatkan kemudahan ini, apalagi banyak tawaran bebas ongkir, bukan?
2. Cara penyimpanan makanan yang tepat
Selain perencanaan belanja yang disesuaikan dengan kebutuhan, maka penyimpanan makanan juga harus dilakukan dengan tepat. Banyak kasus food waste yang dapat diantisipasi hanya dengan menjaga kualitas makanan di rumah. Bila salah menyimpannya, maka yang terjadi adalah makanan dapat cepat basi dan membusuk.
Misalnya saja sayuran seperti kentang, bawang putih, dan bawang bombay sebaiknya disimpan pada suhu ruangan. Sayuran hijau dan berdaun harus segera disimpan dalam kulkas dan dikonsumsi tak lama sesudahnya. Ini dikarenakan mereka rentan untuk layu dan menurun kualitasnya.
Selain itu, bahan makanan yang mengandung gas etilena sebaiknya dipisah. Buah-buahan seperti pisang, avokad, tomat, melon, pir, peach, hingga sayur seperti bawang daun dapat dengan cepat basi karena gas inilah yang mematangkan mereka. Jauhkan pula dari bahan makanan yang sensitif dengan gas tersebut seperti kentang, apel, sayuran hijau, buah berry, serta paprika.
3. Mensyukuri makanan yang tersedia
Mengapa harus bersyukur? Karena bisa jadi kita tergoda untuk membuang makanan yang kita anggap bentukannya kurang menarik, padahal secara kandungan nutrisi sebetulnya tidak kalah. Karena kita terbiasa membeli barang yang mulus di supermarket, maka ada anggapan kalau buah atau sayur yang tidak mulus berarti sudah basi atau tidak baik. Padahal belum tentu, dan dewasa ini banyak supplier buah dan sayur segar yang justru menjajakannya dengan harga diskon.
4. Manfaatkan kembali sisa makanan
Food waste juga dapat terjadi karena kecenderungan manusia yang membuang langsung makanan yang tidak habis. Padahal ada banyak makanan yang sebetulnya masih layak konsumsi keesokan harinya bila kita simpan dahulu di kulkas dengan cara yang benar. Bahkan banyak juga makanan yang bisa diolah kembali sehingga bisa menjadi hidangan baru yang tak kalah lezatnya.
5. Menjadikan sisa makanan sebagai kompos
Gerakan menanam kini semakin banyak terjadi di perkotaan, bahkan di tempat-tempat dimana lahan untuk bercocok tanam justru sangat terbatas. Sisa-sisa makanan, buah, sayur, hingga ampas teh ataupun kopi dapat dijadikan sebagai kompos yang dapat menyuburkan tanaman. Bahkan tidak jarang ada yang menanam herba hingga sayuran sederhana dari balkon apartemen di Jakarta. Dengan ini, kita juga mengurangi jumlah sampah yang harus dibuang. Mengenai kompos, cara dan metodenya dapat kita pelajari dari berbagai sumber.
Demikian setidaknya ada lima cara sederhana yang dapat kita tempuh untuk mengurangi dampak food waste. Namun tentunya bukan berarti kita harus selalu membatasi jumlah belanja kita, karena bisa saja kita berbelanja lebih untuk berbagi kepada sesama. Berdonasi berarti juga turut menyebarkan kebahagiaan lewat makanan lezat yang kita nikmati sehari-hari. Maka, berbelanja lebih tentu tidak menjadi sia-sia dan menyebabkan food waste. Malah kita bisa membuat #ResepLezatAntiSisa sebagai gantinya.
Semoga artikel singkat ini dapat menginspirasi kita semua untuk lebih bijak dengan makanan yang kita konsumsi dan turut menjaga bumi ini bersama-sama. Mari kita sukseskan World Food Day atau Hari Pangan Sedunia yang jatuh pada tanggal 16 Oktober setiap tahunnya!