Kenali Beda Teknik Shallow Frying dengan Deep Frying
Ada beragam jenis teknik memasak yang bisa kita lakukan, mulai dari menggoreng, menumis, hingga memanggang. Bahkan, teknik menggoreng pun ada banyak sekali. Sebut saja shallow frying dan deep frying.
Beda teknik, beda pula hasil masakan yang dihasilkan. Ada makanan yang lebih baik jika diolah dengan shallow frying, ada pula yang lebih baik menggunakan metode deep frying. Jadi apa sih sebenarnya perbedaan keduanya?
1. Shallow Frying
Shallow frying secara umum berarti menggoreng dengan minyak yang lebih sedikit. Makanan yang digoreng tidak “tenggelam” di dalam minyak, tapi ukuran tinggi minyaknya kira-kira hanya sepertiga dari tinggi makanan. Karena itu, biasanya makanan yang digoreng menggunakan metode ini cenderung cepat matang atau tidak terlalu tebal.
Misalnya saja menggoreng ikan. Agar semua bagiannya matang sempurna, kita bisa membolak-balikkan ikan dengan hati-hati. Biasanya, minyak yang digunakan untuk shallow frying hanya digunakan satu kali saja.
2. Deep Frying
Berkebalikan dengan shallow frying, deep frying menggunakan banyak minyak saat menggoreng. Sesuai namanya, makanan yang digoreng tenggelam lebih dalam pada minyak. Tujuannya, agar tekstur makanan yang digoreng matang secara merata. Makanan yang digoreng menggunakan metode ini biasanya berbalut tepung sehingga butuh minyak yang cukup banyak untuk menghasilkan tekstur yang crispy di luar tapi tetap moist di dalam. Contohnya saja ayam tepung atau French fries.
Nah, selain kedua jenis teknik menggoreng itu, kita juga sering mendengar istilah lain seperti pan friying dan sautéing. Keduanya sangat mirip, namun apa bedanya?
3. Pan Frying
Sesuai namanya, metode menggoreng ini menggunakan pan atau wajan. Pan frying menggunakan sedikit sekali minyak, tapi biasanya ukuran makanannya cukup besar. Contohnya saja membuat patty burger. Untuk hasil yang maksimal, pastikan minyak sudah mencapai suhu yang pas sebelum makanan dimasukkan. Suhu yang kurang tepat, baik terlalu kecil atau terlalu besar akan menghasilkan tekstur makanan yang kurang sempurna.
4. Sautéing
Sautéing juga dikenal dengan teknik menumis. Mirip dengan pan frying, sautéing juga menggunakan sedikit minyak untuk menumis. Namun, biasanya bahan yang diolah dengan metode ini berukuran lebih kecil. Contohnya saja sayuran yang telah dipotong-potong. Teknik memasak ini juga menggunakan minyak yang panas, untuk menghasilkan hasil tumis yang matang sempurna. Sama seperti pan frying, biasanya sautéing juga menggunakan wajan datar.
5. Stir-Frying
Satu lagi teknik menggoreng yang mirip dengan sautéing, yakni stir-frying. Metode ini sama-sama membutuhkan minyak yang panas dan juga diartikan sebagai menumis. Namun, stir-frying membutuhkan lebih banyak minyak daripada sautéing. Biasanya, teknik ini digunakan untuk masakan Chinese seperti capcay atau tumisan seafood lainnya. Kita membutuhkan wok atau penggorengan yang cekung serta spatula untuk mengoseng makanannya.
Berbeda teknik, beda pula makanan yang dihasilkan. Pastikan kamu menggunakan teknik menggoreng yang tepat agar tekstur dan rasanya maksimal. Selamat memasak!