Cerita di Balik Bumbu Semur yang Dibawa Belanda ke Nusantara

Satu mangkuk bumbu semur daging di belakangnya ada ketupat dan sayur nangka.
Tim MAHI |
Favorit:
Sebarkan:

Siapa yang tak kenal bumbu semur? Olahan makanan berkecap ini bisa ditemukan di berbagai daerah di Nusantara. Ada semur khas Sumatera, Betawi, hingga Jawa. Tak heran jika olahan semur menjadi kuliner Indonesia yang sangat khas. Namun, tahukah bahwa makanan ini justru terinspirasi dari kuliner Belanda?

Asal usul bumbu semur

Sebuah hidangan daging bertabur saus berwarna gelap, yakni hachée menjadi inspirasi utama semur. Hachée terbuat dari potongan daging sapi atau burung dicampur sayuran. Tak banyak bumbu yang dipakai, bumbu utamanya adalah bawang bombay, bumbu asam dari cuka, dan kaldu sapi yang dibakar hingga warna sausnya gelap.

Semur Lidah Kentang Sajian Istimewa untuk Arisan Keluarga
Semur daging yang jadi favorit banyak orang. (Foto: Shutterstock)

Masyarakat pribumi kala itu mencoba membuat hidangan serupa dengan kecap sebagai pewarna gelapnya. Rempahnya diganti, seperti penggunaan bawang merah dan bawang putih yang kini mendominasi. Nama semur pun, berasal dari bahasa Belanda yakni stoomerij yang berarti alat kukusan. Sekilas, istilah itu terdengar seperti ‘smoor’ oleh orang Indonesia yang kemudian disebut semur.

Rasa hachée cenderung asin dan gurih, sedangkan semur di Indonesia lebih manis dan kaya akan rempah. Hachée juga menggunakan protein hewani sebagai bahan utamanya, lain dengan semur di Indonesia yang juga memanfaatkan protein nabati sehingga hidangan semur bisa menyentuh beragam kelas.

Namun, ada cerita lain yang menyebut semur dibawa oleh pedagang China. Makanan berkuah kental nan gelap dari China kebanyakan memakai kecap asin. Olahan tersebut diadaptasi menggunakan kecap manis oleh pribumi yang banyak menikah dengan orang China kala itu. Lebih menariknya lagi, jauh sebelum masa masuknya rempah-rempah ataupun pengaruh Belanda dan Tiongkok tiba, Indonesia sudah mengenal masakan sejenis. Ini tergambar dengan jelas di relief berbagai candi di pulau Jawa.

Tak hanya di satu daerah, semur kemudian berpetualang ke berbagai pulau di Indonesia. Masing-masing hidangan semur jadi berbeda karena Indonesia begitu kaya rempah. Misalnya saja semur Betawi yang teksturnya lebih pekat dan lebih merah dibandingkan semur Jawa yang lebih hitam dan manis. Semur Betawi juga menggunakan lebih banyak rempah dibandingkan semur Samarinda.

Ragam olahan semur

Selain bumbu semur yang berinovasi, padanan lauknya pun bisa beraneka ragam di Indonesia. Semur tak hanya diperuntukkan untuk protein nabati saja. Mulai dari semur daging, semur ayam, semur tahu, hingga semur jengkol diolah menjadi sajian yang menarik.

Makanan dengan bumbu semur juga bisa disajikan di ragam suasana. Misalnya saja semur jengkol atau semur tahu biasa dihidangkan bersama nasi uduk di pagi hari oleh orang Betawi. Namun, olahan semur juga dihidangkan oleh orang Betawi saat Lebaran.

Kecap manis tengah dituangkan ke dalam mangkuk kecil.
Kecap manis adalah bahan terpenting dari sebuah hidangan semur. (Foto: Shutterstock)

Di antara banyak bumbu yang dipilih, benang merah semur ada pada kecap manis. Inilah elemen penting yang menjadikan hidangan ini merupakan akulturasi berbagai budaya yang hadir di Indonesia.

Selain ragam masakan berbumbu semur yang ada di Indonesia, kita juga tetap bisa berinovasi. Yuk, coba resep semur ikan kakap manis, resep semur lidah kentang, dan semur perkedel ikan tuna. Hidangan semur jadi makin spesial di meja makanmu!

Artikel terbaru