Kalau bicara soal kulineran, Jawa Timur adalah salah satu jawaranya di Indonesia. Terbukti dari beberapa wilayah yang terkenal dengan kulinernya, seperti Malang, Banyuwangi, Sidoarjo, Surabaya, dan Madiun. Di antara banyaknya sajian asli kota-kota Jawa Timur yang menggugah selera, makanan khas Madiun adalah salah satu yang tak boleh kamu lewatkan.

Tepo merupakan makanan yang berbahan dasar sama seperti lontong. Perbedaan di antara keduanya terletak pada balutan daun pisang tepo yang berbentuk piramida, alih-alih berbentuk silinder. Dalam proses pembuatannya, tepo direbus selama sekitar dua jam sehingga tercipta komposisi yang benar-benar padat. Bukan hanya di Madiun, Tepo juga populer di daerah Magetan yang berdekatan dengan Madiun.

Yang unik dari kelezatan sajian Jawa Timur ini adalah banyaknya tekstur yang berbeda-beda namun mampu berpadu dengan serasi. Kombinasi potongan tepo dengan pedasnya sambal kacang, tahu telur yang renyah, serta taoge dan daun bawang pun saling melengkapi satu sama lain dalam lidah. Tepo tahu telur biasa dijajakan di warung-warung atau pasar dengan harga yang amat terjangkau. Kalau berkunjung ke Madiun, jangan lupa mencicipi kudapan satu ini, ya!

Madiun merupakan tempat yang sempurna untuk para pencinta soto karena menjamurnya warung-warung soto legendaris di daerah kota ini. Yang menjadi daya tarik dari soto di Madiun adalah bumbu kuah yang sederhana namun terasa kuat di lidah, serta jumlah potongan daging yang tak tanggung-tanggung dalam setiap porsinya.

Lauk utama untuk soto Madiun umumnya menggunakan potongan daging sapi yang diiris tipis atau suwiran ayam kampung beserta telur rebus. Selain itu, warung yang menjual soto Madiun juga biasanya menyediakan makanan pelengkap seperti jeroan (usus, paru, babat), gorengan, dan perkedel. Jangan lupa balurkan perasan jeruk nipis dan sambal sesuai selera. Sudah terbayang kan sedapnya soto Madiun? Hangat, segar, dan mengenyangkan!

Seperti sayur yang kurang garam, pembahasan tentang kuliner Madiun pun tak akan terasa lengkap tanpa kehadiran sego pecel pincuk. Hidangan sehat ini merupakan kebanggaan warga lokal Madiun yang begitu populer. Meski banyak jenis pecel di daerah Jawa lainnya, pecel Madiun ini digadang-gadang sebagai versi yang memiliki rasa paling nikmat.

Dalam bahasa Jawa, sego berarti nasi, sementara pincuk adalah wadah dari daun pisang yang disemat dengan lidi dan dibuat melengkung seperti piring. Ke atas pincuk tersebut dituangkan nasi hangat, sayur-mayur yang telah direbus, dan baluran bumbu pecel. Kamu juga dapat menambahkan lauk pendamping seperti telur, ayam goreng, mendoan, dan lain-lain. Sego pecel pincuk akan lebih lengkap bila dimakan bersama rempeyek.

Meski namanya agak seram, ternyata makanan khas Madiun yang satu ini justru malah bikin puas dan kenyang, lho! Bagaimana tidak, sajian ini terkenal karena porsi nasinya yang banyak, yaitu seukuran kepalan tangan manusia. Berdasarkan hal inilah, nama sego jotos pun dicetuskan.

Selain ukuran nasi yang lebih banyak, sebenarnya sego jotos tidak jauh berbeda dengan nasi kucing di angkringan Yogyakarta atau nasi jinggo di Bali. Setangkup nasi yang dijual pada warung sego jotos biasanya akan ditemani oleh beberapa jenis lauk seperti oseng tempe, sambal, telur dadar, bakwan, dan bihun atau mie goreng. Kombinasi lauk rumahan ini mungkin terdengar simpel, namun kenikmatan yang ditawarkan tiada duanya.

Kepopuleran pentol corah sebagai salah satu jajanan khas Madiun tidak perlu diragukan lagi. Dengan rasa yang gurih, tekstur yang kenyal, serta sambal yang pedasnya bikin ketagihan, pentol corah adalah jajanan khas Madiun yang patut kamu coba.

Pembuatan dan penyajian pentol corah khas Madiun memang sedikit berbeda dari yang biasanya. Pentol yang hendak dimasak akan dibentuk besar-besar bersama dengan tahu kempong (tahu goreng), direbus serta dikukus hingga matang sempurna, dan baru setelahnya dipotong seukuran satu kali gigit. Nah, jika pentol di daerah lain dioseng dengan bumbu pedas, di sini sambal untuk pentol corah Madiun hanya menjadi saus cocolan atau dibalurkan di atas potongan pentol. Rasanya? Tentu tidak kalah sedap!